hai semua, setelah sekian lama Hyull gx posting
sekarang Hyull persembahkan cerita pertama Hyull.
selamat menikmati ^_^
__________________________________________________________________
PROLOG
Hyull, perempuan 20 tahun yg naif dan baru aja
menempuh pendidikan S1 nya di sebuah Sekolah Tinggi yg cukup besar dan
terkenal. Hmm mungkin readers pikir cukup terlambat untuk dia melanjukan
pendidikan di usia yg sudah berkepala 2, namun itulah dia. Pantang menyerah dan
penuh semangat. Readers pun pasti bertanya-tanya kemana aja dia selama 2 tahun
setelah kelulusan nya itu. Jawabannya, dia bekerja berusaha untuk mengmpulkan
biaya sekolah nya sendiri. Dan akhirnya dia berhasil melakukannya, masuk kuliah
dengan hasil jerih payah nya.
Awal kata, sudah disebutkan kalau dia adalah
perempuan yg naif, dan tambahan kalau dia juga perempuan yg cukup polos serta
buta akan ketertrikan pada lawan jenisnya. Bukan, bukan karena dia melenceng
atau kata lain lesbi. Tapi karena sejak kecil dia diajarkan untuk selal bekerja
dan fokus pada kehidupan, hingga dia tidak memikirkan lawan jenis nya.
Singkat cerita, banyak teman seangkatannya di
kampus yg tidak percaya bahwa dia belum pernah merasakan bagaimana pacaran. Great, dan itulah awal
mulanya. Ini cerita bagaimana hati seorang naif meleleh dengan manis bagai
marsmallow.
1st Time
Tidak terasa sudah hampir 3 minggu Hyull menjadi
mahasiswa. Saat ini mata kuliah Manajemen yang sangat Hyull benci. Bukan
apa-apa, dia memang tidak terlau suka dengan teori.
“Permisi” tiba-tiba ada interupsi dari seseorang
yang Hyull tau itu dari bagian administrasi. Entah apa yg dibicarakan nya
dengan sang dosen.
“Silakan, kamu bisa duduk di tempat yg kosong”
kata sang dosen.
Tap, Hyull pun menoleh pada sang dosen. Dan tanpa
sadar mulutnya terbuka dan matanya terpaku pada satu sosok yg berada di dekat
sang dosen. Hyull merasa ada bunga-bunga berterbangan di sekitar tubuhnya.
Akhirnya, 3 SKS pun terlewati dengan Hyull yang
masih tetap pada posisinya terpaku pada si orang baru.
“Fre, aku suka sama orang dehh” katanya tiba-tiba.
“Haaa?! Siapa?” tanya Freya, sahabat Hyull sejak
awal dia kuliah.
“Orang itu, Fre. Yang tadi baru masuk, cakep
banget.” Kata Hyull dengan nada memuja layaknya seorang fansgirl.
“ohh, mas-mas yang itu. Yakin kamu suka? Besok deh
aku kenalin. Mau kontak nya gak, ku mintain dehh tenang aja.” Kata Freya.
“Heh, kenapa nih? Ada apa?” kata Neina yang
tiba-tiba nimbrung di tengah percakapan Hyull dan Freya.
“Apa sih! Nyaut-nyaut aja. Kepo dehh.” Kata Hyull
dengan bercanda.
“Boleh dong.” Jawab Neina dengan senyum. “Tadi
denger-denger ada yang lagi suka dehh. Siapa yaa??” tanya Neina dengan
main-main.
“Udah lah, gak usah dibahas. Besok aku kenalan
sendiri. Kalau ketemu lagi dan ada kesempatan nya. Hehehee.” Jawab Hyull.
“Pulang yukk.” Ajak nya.
“Oke. Besok aku bantu deh buat kenalan. Aku kan
paling jago kalau urusan begituan. Sekalian tak mintain kontak nya.” Jawab
Neina.
“ihh, apa sih.” Kata Hyull malu-malu meong, ehh
malu-malu mau :D
Dan hari ini pun diakhiri tanpa ada apa-apa yang
special.
2nd Time
Di minggu berikutnya mata kuliah manajemen. Hyull,
Freya, Rehan, dan Mike datang lenih dulu di mata kuliah manajemen. Dosen pun
sudah ditempat.
“Lho lainnya mana?” tanya sang dosen.
“Lainnya masih ada mata kuliah lain bu, mereka 4
SKS. Kalau kami beda kelas.” Jelas Rehan. Memang ada pisah kelas untuk keempat
orang tersebut dikarenakan keterbatasan laboratorium komputer untuk praktik.
“Saya sudah disini dari jam 10 lhoo, tak kira ki
aku terlambat, kalian sudah nunggu dikelas.” Canda nya. “Berarti saya yg
kecepatan yaa, sambil nunggu yg lain, kalian mau tanya-tanya apa saja boleh.
Ayo siapa yg mau tanya”
Waktu pun terus berjalan, Hyull mulai akrab dengan
si orang baru yang ternyata mahasiswa transfer bernama Richard. Di sela-sela
mata kuliah yang sedang berlangsung, Hyull dan kawan-kawannya serta Richard
sebagai tambahan mengobrolkan banyak hal. Hyull rasa Richard merupakan
mahasiswa yang cukup cerdas, karena dia yang mengerti apa yang dijelaskan oleh
Dosen daripada yang lain, termasuk Hyull sendiri. Hyull akui, dia memang idak
terlalu tertarik dengan materi-materi yang mengharuskan dia menghafal. Dia
lebih suka praktek dan eksak.
Kemudian hari pun berlalu, dan Hyull berpisah lagi
dengan Richard nya. Upsss.
3rd time
Photo day.
Ya hari ini ada acara foto untuk kartu mahasiswa.
Dan surpise, Hyull dan Richard berdua ke tempat aula, tempat berlangsung nya
foto katu mahasiswa. Diramaikan oleh kawan-kawannya yang, hmmm lumayan membantu
Hyull untuk ber-PeDeKaTe dengan Richard. Ukkhhh sial nya si Rehan dan mulut
embernya.
“Mas, inget gx yang aku bilang ada yang mau minta
kontak nya mas Richard. Hyull orangnya.” Ujarnya santai
Oh God. Hyull mati kutu didepan Richard. Tapi
apalah daya sudah terlanjur basah ya nyemplung aja sekalian.
“ehh, hehehee.” Tawa Hyull kikuk.
“eh, mas, boleh minta nomor hp atau pin BB nya
mas?” sambar si Kiran, kawan baik Hyull juga dari kelas sebelah.
“iya mas, boleh yaa, masa sekelas gx ada kontak
nya?” sahut si Freya.
Ukkhhh sebell. Hyull malu.
“sebenernya sih aku juga mau. Tapi handphone ku
ketinggalan dirumah mas. Ntar aja dehh, kapan-kapan boleh ya tukeran nomor
telepon, hehee.” Sudah dibilangkan, kalau Hyull sudah terlanjur basah jadi
nyemplung lah dia sekalian. Kalau dibilang malu sih pasti malu. Tapi sudah lah,
kita kan teman.
Kemudian, sesi foto hampir berakhir. Saat Hyull
sedang selfie sendiri karana yang lainmasih sibuk dengan urusannya
masing-masing, Richard datang menghampiri Hyull. “udah kan?!” ujarnya terlihat
agak cuek. “Mau foto lagi?” tawarnya.
Wahh, jarang-jarang nihh. “oke.” Jawab Hyull
cepat.
Kemudian mereka pun berfoto bersama. CUMA BERDUA.
Itu termasuk kemajuan menurut Hyull. Wkwkwwkkk.
Hari pun berakhir, malam nya. PING!!. Ada contact
masuk baru dari akun BBM. Ternyata itu Richard. Ukhhh, girangnya Hyull saat
itu. Dan parah nya, saat itu isplay picture BBM Hyull adalah foto saat mereka
berdua. Akhhhhhh. Hyull berasa ingin berteriak saking malunya. Tapi sudah
terlanjur. Biarlah. Pikir Hyull lagi. Daripada dikira dia ganti dispaly karna
pengecut ada dia.
“PING!!!” ulalala siapa itu.
“Pelangaran yaa, pasang-pasang foto tanpa ijin :D”
ya Tuhann, Richard chat ke Hyull
“boleh dong ^_^” balas Hyull dengan santai.
“Iya lah, boleh” balasnya
Kemudian chat berlangsung lagi Hyull berbagi
foto-foto saat di aula. Dan selesai begitu saja dengan ucapan terimakasih dari
Richard. Apalagi Hyull termasuk orang yang tidak bisa mempertahankan obrolan
terlalu lama. Taukan dia itu tipe-tipe pendiam dan kalau ditanya dia akan
menjawab seperlunya saja.
Hmm susah juga yaa mengakrabkan Richard dan Hyull.
4th time
Waktu berlalu cukup lama. UTS pun berlangsung
tanpa disadari. Richard dan Hyull pun semakin dekat. Namun saat UTS berlangsung
mereka tidak pernah bertemu, hal ini dikarenakan mereka tidak berada di
semester yang sama.
Hingga UTS berlalu, akhirnya dipertemukan lagi di
perkuliahan. Richard dan Hyull terlalu malu-malu untuk mengakui perasaan
masing.
Kemudian UAS pun berlangsung. Mereka hanya
berkomunikasi saat ada perlu saja. Dan semester satu pun berlalu tanpa ada
berkembangan apa-apa. Akhirnya, mereka tidak dipertemukan lagi dalam satu mata
kuliah pun.
Hyull merasa cukup kehilangan dengan itu. Terlalu
malu untuk memulai chat lebih dulu walaupunhanya mengirim kata ‘hai’. Richard
tetap melakukan kegiatannya bekerja di lab sebagai analis kimia. Berkutat
dengan file, data-data, dan formula-formula kimia. Tetap fokus walau kadang
terbesit rasa kurang dalam dirinya.
Dan waktu pun berlalu, 3 tahun kemudian. Wisuda
diadakan. Richard lulus dengan nilai yang memuaskan. Dan bagaimana dengan
Hyull?? Ia melakukan perkuliahannya dan tetap bergaul dengan kawan-kawannya
yang lain. Ya, dalam pikirannya pun masih terpikir bagaimana Richard. Ia sudah
lulus. Apakah mereka akan dipertemukan kembali.
Yah, itulah ending dari rasa gengsi. Karna gengsi
lah mereka berpisah.
END....
Final
5 tahun berlalu sejak Hyull lulus kuliah. Ia
sekarang bekera sebagai petugas pemerintahan bagian Informasi dan Teknologi.
“Hyull hari ini kamu yang cek lapangan di kawasan
sierra ya” kata bos Hyull
“Oke bos” jawab nya.
Siangnya Hyull bersiap pergi ke daerah Sierra, tak
lupa dengan kawan kerja nya yang bernama Ian.
“Iaannnn, cepat” Hyull berjalan ke ruangan Ian.
Klekkk, suara pintu ruangan Ian terbuka oleh Hyull. “Opss, ada tamu yaa. Maaf.”
Tanpa tau diruangan Ian sedang ada tamu, Hyull berteriak seenaknya. Yah itulah
Hyull. Kalau sudah nyaman dan kenal dengan seseoang maka ia akan memperlakukan
orang tersebut seakan dia adalah orang yang berharga untuknya.
“Hey, Hyull kebiasaan ya. Masuk dulu sini.
Kenalkan, dia juga akan membantu kita untuk cek lapangan di daerah Sierra.”
Jawab Ian.
“Ohh, halo. Saya Hyull.” Kata Hyull.
Seseorang disamping Ian pun menjawab “Senang
bertemu dengan mu. J . apakah saya harus membalas dengan menyebutkan
nama ku dulu atau kita langsung saja kita pertemukan orang tua kita? Aku harap
kamu masih memiliki rasa yang sama seperti saat kita kuliah dulu.” Ucap nya
tegas.
Hyull menitikkan air mata. “Kau tak pernah
mengabari ku dan sekarang seenaknya saja berkata seperti itu. Menyebalkan!”
ucap Hyull.
“Maaf ” sesal nya.
“Kalian sudah saling kenal?” sela Ian dengan
heran.
“Yahh, kami punya masa lalu yang cukup aneh.”
Jawab Richard.
Yahh, pada akhirnya, takdirlah yang menyatukan mereka.
Setidak nya rasa saling percaya dan menunggu itu diperlukan. Serta tidak lupa,
sebuah keberanian yang akan merubah segalanya.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar